Keistimewaan Bulan Syaban & Malam Nisfu Syaban, Dilengkapi Amalan serta Bacaan Doa yang Dianjurkan
Bulan Syaban 1442 Hijriyah jatuh pada 15 Maret 2021, lalu. Bulan Syaban diketahui sebagai bulan kedelapan pada kalender Hijriyah, yang muncul sesudah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan. Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan, M.Ag, menjelaskan bahwa kata Syaban berasal dari bahasa arab yang dapat diartikan sebagai bulan yang di dalamnya melahirkan berbagai macam kebaikan.
Dilansir dari tayangan , bulan Syaban dimaknai sebagai bulan yang istimewa. Menurut para ulama, bulan Syaban dianggap menjadi waktu terbaik bagi umat muslim untuk segera mempersiapkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan. 1. Memperbaiki pelaksanaan shalat 5 waktu
2. Mengqada hutang puasa 3. Menjalankan puasa sunnah 4. Membaca Shalawat Nabi Muhammad SAW
5. Memperbanyak membaca Al Quran 6. Melaksanakan shalat sunnah 7. Membersihkan penyakit hati, seperti perasaan iri, dengki, dan sombong.
8. Memperbanyak shodaqoh. Selain bulan Syaban, ada juga malam Nisfu Syaban, yaitu malam pertengahan bulan Syaban, dimaknai sebagai waktu yang istimewa bagi umat muslim. Sulhani Hermawan, M.Ag, Dosen IAIN Surakarta, menyatakan bahwa malam Nisfu Syaban juga dimaknai sebagai malam yang istimewa yang jatuh pada pertengahan bulan Syaban.
Malam Nisfu Syaban, juga diyakini sebagai waktu dimana dosa dihapuskan oleh Allah SWT, doa doa diijabah, dan permohonan ampunan dapat diampuni oleh Allah SWT. Maka disarankan bagi seluruh umat muslim untuk melaksanakan amalan amalan sebagai berikut: Berdoa
Memohon ampunan Allah SWT Menjaga ibadah shalat lima waktu Memperbanyak membaca Al Quran
Selain amalan diatas, beberapa ulama juga menganjurkan kepada umat muslim untuk membaca surat Yasin sebanyak tiga kali, setelah mengerjakan shalat Maghrib di malam Nisfu Syaban. Kemudian, sambil memohon kepada Allah disertai dengan amalan amalan dan niat yang baik. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه وسلّم
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ Artinya: Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan.
Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi Mu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrah Mu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki Nya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui.
Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi Rahmat Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin Punya pertanyaan seputar zakat , infaq dan sedekah ? Anda dapat bertanya dan berkonsultasi langsung ke Konsultasi Zakat yang langsung dijawab Baznas (Badan Amil Zakat Nasional)
Kirim pertanyaan Anda ke