December 5, 2024

Website UA MJ

Website Gaya Hidup dan Informasi UA MJ

Beda Siklon Tropis Seroja dengan Siklon Sebelumnya yang Pernah Melanda Indonesia, Ini Kata BMKG

Siklon tropis Seroja yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur pada Senin (5/4/2021) memiliki perbedaan dengan siklon sebelumnya yang pernah melanda wilayah Indonesia. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati bahkan menyebut jika siklon tropis Seroja ini tidak wajar. Dwikorita menyebut siklon tropis Seroja ini merupakan siklon ke 10 yang terdeteksi semenjak tahun 2008.

Ia menyebut tak wajar karena Siklon Tropis Seroja ini masuk ke wilayah daratan, sehingga memberikan efek dampak yang luar biasa. Padahal, lazimnya siklon tropis terjadi di wilayah perairan laut dan tak sampai ke daratan. "Padahal pada umumnya siklon yang terjadi tidak masuk ke daratan," kata Kepala BMKG saat konferensi pers, Selasa (6/4/2021) pagi seperti disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.

Ia memberikan contoh, Siklon Tropis yang pernah melanda wilayah Indonesia sebelumnya yakni siklon Cempaka tahun 2017 lalu. Pada Siklon Cempaka, pusat siklon berada di wilayah luat dan yang masuk ke daratan hanyalah bagian ekor siklon saja. Meski begitu, efek yang terjadi kala itu juga cukup menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah selatan jawa seperti Pacitan, Gunung Kidul dan Bantul.

Dwikorita lantas menunjukkan citra satelit dari siklon tropis Cempaka yang sempat menerjang wilayah Jawa Tengah dan DIY bagian selatan pada November 2017 lalu. "Dan yang masuk ke darat hanya ekor yang warna biru hijau. Begitu masuk ke darat, sebelumnya langsung pecah terurai. Namun ini (siklon Seroja) mulai berkembang saja sudah kena pulau. Dan itulah yang membuat lebih dahsyat," kata Dwikorita. Sedangkan siklon Seroja yang terjadi di NTT, pusaran terbesar terjadi di daratan.

Bahkan di awal pembentukannya, kecepatan pusaran siklon ini mencapai 85 km per jam. "Yang saat ini, mulai berkembang saja sudah kena pulau, itu yang membuat lebih dahsyat, bayangkan saat terbentuk kecepatan pusarannya 85 km per jam," kata dia. "Saat terbentuk itu sudah masuk di Kupang, yang merahnya yang pusarannya tinggi berada di darat," terangnya.

Dwikorita pun menyebut bahwa kejadian seperti Siklon Seroja ini, siklon yang masuk ke daratan, baru pertama kali terjadi Indonesia. "Ini yang baru pertama kali terjadi di Indonesia," ungkapnya. "Nampaknya merupakan yang paling kuat dari yang sebelum sebelumnya," ungkap Dwikorita.

Siklon Tropis Seroja ini telah memunculkan sejumlah bencana seperti banjir dan tanah longsor di wilayah NTT. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan.

Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256. Siklon tropis ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

Total warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21. Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.